Senin, Januari 26, 2009

Model Baju Batik : Kecintaan pada Indonesia atau Emosi Sesaat?

Akhir-akhir ini, kalau saya perhatikan, pakaian bercorak model batik sedang populer di kalangan wanita, terutama remaja untuk model baju sehari-hari. Sebelumnya, model baju batik lebih sering digunakan hanya untuk acara-acara resmi. Munculnya trend baju batik seperti ini menimbulkan 2 pertanyaan dalam benak saya; apakah ini bentuk sikap kecintaan mereka terhadap hasil karya tradisional Indonesia atau justru ini bentuk reaksi kemarahan mereka karena ada negara tetangga yang mengklaim batik sebagai “milik” mereka?

Saya baru menyadari betapa maraknya pakaian batik modern beberapa minggu yang lalu, ketika ibu saya, yang pedagang busana batik, menawarkan pakaian mode batik dagangannya untuk saya pakai sehari-hari. Tidak biasanya, saya tidak menolak. Saya malah dengan senang hati menerimanya. Entah karena memang model batiknya yang bagus sehingga saya ingin memakainya, atau entah karena tanpa saya sadari model baju pakaian batik sudah mulai marak di kalangan remaja putri sehingga saya ingin mengikuti trend. Namun, apapun alasannya, saya mulai memakai model baju batik sebagai pakaian sehari-hari di saat baju batik mulai menjadi trend.

Saya pikir, mungkin alasan orang-orang mulai gemar memakai batik modern karena mereka memang menyukainya sebagai karya bangsa. Terlebih lagi memang akhir-akhir ini mode batik yang ditawarkan bisa dibilang up to date. Buat saya itu bagus, karena dengan begitu busana batik sebagai karya tradisional dari daerah-daerah di Indonesia dapat menyesuaikan diri dengan dunia masa kini sehingga penjual batik mampu bersaing dengan maraknya busana barat yang juga populer. Terlebih sekarang juga ada penjual batik online. Tetapi saya jadi heran, mengapa baru sekarang batik menarik perhatian berbagai kalangan termasuk penjual batik modern lewat desain-desainnya yang modern?

Ternyata menurut paman saya yang merupakan pengusaha dan penjual batik, yang juga baru akhir-akhir ini memproduksi batik berdesain up to date, alasan para penjual batik online melakukan ini semua adalah atas dasar kejengkelan mereka terhadap Negara tetangga yang tiba-tiba mengklaim batik sebagai “milik” mereka. Mereka sebagai penjual batik modern penerus budaya batik Indonesia merasa sangat tersinggung dan tidak dihargai. Susah-susah mempertahankan keberadaan batik di Indonesia, tiba-tiba batik diaku Negara tetangga. Maka dari itu, untuk membuktikan bahwa batik “milik” Indonesia, mereka pun membuat pakaian batik yang berdesain modern untuk dipakai sehari-hari, sehingga masyarakat dapat sering memakainya.

Di satu sisi, hal itu terdengar menyenangkan, karena menunjukkan betapa para produsen itu seperti batik surabaya berusaha kuat untuk membuktikan batik adalah milik Indonesia. Namun ada nada ironi juga di sana, karena menunjukkan bahwa kita baru bisa mempertahankan batik sebagai milik bangsa setelah ada yang menyerang dengan memperebutkan pengakuan kepemilikan batik. Kalau memang batik milik bangsa Indonesia, seharusnya sudah dari dulu batik digunakan sehari-hari. Tidak perlu hak paten, karena tradisi batik surabaya tidak ada yang asli. Namun, jika ingin memilikinya, seharusnya kita mencintai dan menjaganya sejak dulu. Kalau saja batik sudah marak digunakan sejak dulu, mungkin tidak akan ada yang berani mengakui kepemilikannya di Negara lain.

Jika ternyata maraknya pakaian batik sehari-hari adalah reaksi emosi sesaat terhadap Negara tetangga, mungkin saja ini akan menjadi trend sesaat. Ketika situasi meredam, mungkin saja orang-orang akan mulai meninggalkannya dan terbuai dengan keadaan aman bahwa kita sudah berhasil membuktikan bahwa batik adalah “milik” bangsa Indonesia. Hal ini tentu saja akan makin menimbulkan ironi, karena menunjukkan kecintaan yang begitu dangkal terhadap karya bangsa. Kecintaan hanya muncul sebagai reaksi emosional atas serangan bangsa lain.

Saya hanya bisa berharap pembuktian kecintaan masyarakat pakaian batik saat ini tidak akan mereda begitu saja ketika serangan dari Negara tetangga ikut mereda. Semoga trend batik ini tidak seperti trend mode yang tiap setahun sekali ditinggalkan dan dilupakan begitu saja, kemudian diganti dengn trend baru lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar